Kamis, 23 Februari 2012

Panjaitan adalah Bonaniari Nainggolan Parhusip



      Banyak yang tidak mengetahui bahwa Panjaitan adalah Bonaniari Nainggolan Parhusip, termasuk Panjaitan itu sendiri, tapi tidak bagi Parhusip, karena setiap marga Parhusip wajib tau hal ini. Itu yg saya ketahui & berdasarkan pengalaman saya ketika berkunjung ke Samosir.
Untuk itu saya coba menjelaskan berdasarkan yang saya ketahui dari berbagai sumber baik dari Parhusip di Ninggolan (Samosir), Parhusip di perantauan, dari dongan tubu Panjaitan dll. Kalau ada kesalahan atau kekeliruan mohon di koreksi, oke…!  Mari kita mulai…!
Ada baiknya kita liat dulu Tarombo Nainggolan (kalo salah mohon dikoreksi).
Raja Nainggolan, memiliki dua anak yaitu:
Toga Si Batu
& Toga Si Ruma Hombar
Toga Si Batu, memiliki anak 2 orang yaitu: Batuara & Parhusip.
Sedangkan Si Ruma Hombar memiliki 4 anak yaitu:
Lumban Nahor, Mogot Pinayungan, Lumban Siantar & Hutabalian.
  • Toga Parhusip (generasi 1) punya anak 1 Tuan Marnaning (2)
  • Tuan Marnaning punya anak 1 Namora Jollung (3)
  • Namora Jollung punya anak 1 Namora Sobiason (4)
  • Nomora Sobiason punya anak 1 Tuan Saribu Pasir (5)
  • Tuan Saribu Pasir punya anak 1 Pasir Lando (6)
  • Pasir Lando punya anak 1 Lindi Ni Aek (7)
Mulai dari Generasi 1 Toga Parhusip sampai dengan generasi ke 6 Pasir Lando masing2 punya anak Cuma 1. Bisa dibayangkan dalam 6 generasi kurang lebih sekian ratus tahun hanya hidup sendiri tidak punya saudara.
Nah, sampai di sini generasi ke 7 yaitu Lindi Ni Aek beristrikan br Panjaitan bernama Pintaomas, boru dari Si Raja Sijorat II (Panjaitan). Sejak beristrikan br Panjaitan keturunannyapun banyak.
Oke sekarang Saya ulangi lagi biar lebih jelas, Lindi Ni Aek beristrikan Pintaomas br Panjaitan, putri (boru) dari Raja Sijorat II (PANJAITAN). Anaknya ada 5 orang, 4 laki-laki & 1 perempuan:
  • 1. Marsanti Ulubalang
  • 2. Girsang Matabun
  • 3. Pintu Manaor
  • 4. Daon Sihol
Anak perempuannya Boru Limbong Monang, menikah dgn Marga Sirait.
Dari ke 4 anak-anaknya inilah sebutan Marga Parhusip jika saling bertemu bertarombo. Itu sebabnya Marga Panjaitan disebut Bona Ni Ari Marga Parhusip. Semenjak itu keturunan Parhusippun bertambah Banyak.
Cukup di situkah hubungannya…? Tidak..! Karena dibalik cerita ini semua ada cerita yang sangat heroik & menegangkan, mudah2an cerita saya tidak salah karena saya dapatkan langsung dari Marga Parhusip di Nainggolan (Samosir) pada saat saya ke sana. Mereka (marga Parhusip) yg kebetulan ada disitu langsung berkumpul di warung (kede) tempat saya istirahat & langsung memberi salam dengan sangat hormat kepada saya. Sayapun kaget & bingung campur bangga ada apa karena saya belum tahu ceritanya saat itu.
Beginilah mereka bercerita ke saya secara singkat.
Setelah berapa generasi Parhusip Cuma punya anak 1 maka timbullah keinginan Parhusip & Saudara saudara yg lainnya dari marga Nainggolan untuk mencarikan istri buat si Lindi Ni Aek dari boru (perempuan seberang) maksudnya dari luar samosir yaitu boru Toba. Singkat cerita diculiklah boru Panjaitan dari daerah Balige (Toba) dibawa ke Samosir (Nainggolan). Terjadilah perselisihan antara marga Panjaitan dengan Nainggolan. Terdengar kabar bahwa Marga Panjaitan akan datang menyerang Marga Nainggolan ke Samosir. Singkat cerita terjadilah kesepakatan damai setelah Parhusip menceritakan niat baik mereka. Itu sebabnya Marga Parhusip sangat hormat kepada marga Panjaitan. Karena banyak rintangan yang dihadapi marga Nainggolan, tetapi karena kebesaran hati Marga Panjaitan terjadilah kesepakatan perdamaian.
Kemudian berpesanlah Si Lindu Ni Aek kepada generasinya semua, kira-kira begini katanya: “Kita harus hormat kepada marga Panjaitan karena merekalah yang memberi keturunan kepada kita menjadi banyak, sepanjang hidup kita harus menempatkan mereka sebagai HULA-HULA & boru Panjaitan sbg Pariban”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar