Sabtu, 18 Februari 2012

JATI DIRI ORANG KRISTEN di TENGAH MASYARAKAT

        Masyarakat yang hidup di kota-kota besar seperti Jakarta, apabila bepergian, identitas diri atau KTP harus dibawa, karena sewaktu-waktu ada pemeriksaan petugas. Tanpa adanya kartu identitas diri, urusannya menjadi rumit dan kita dapat dianggap sebagai pendatang gelap dan bisa dicurigai salah seorang terorist. Identitas diri merupakan data dan ciri yang dimiliki oleh seseorang, sehingga satu dengan yang lain dapat dibedakan melalui identitasnya itu. Identitas seseorang dalam masyarakat pada umumnya berhubungan dengan nama, jenis kelamin, alamat, status dan pekerjaan.
          Tetapi jati diri yang sebenarnya tidak hanya sekedar mengungkapkan identitas yang sifatnya umum, tetapi identitas yang bersifat khusus yang menyangkut ciri tersendiri; yang dimiliki dan melekat pada seseorang.
Bagaimana dengan kehidupan kita sebagai orang Kristen, apakah kita mempunyai identitas atau jati diri yang jelas? Yesus berkata dalam Injil Yohanes 13:35: “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi”. Yesus mengingatkan bahwa ciri murid-murid-Nya adalah jika seseorang telah mememiliki kasih yang terpencar dalam kehidupannya. Wujud yang lebih nyata adalah kasih kepada sesamanya. Kasih yang harus dimiliki orang Kristen secara lengkap dan jelas diuraikan oleh Rasul Paulus dalam 1 Korintus 13:4-7. kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong dan seterusnya.

1.Jati diri orang Kristen ialah Kasih
         
Jati diri selalu melekat pada diri pemiliknya. Kasih itu harus menyatu dengan kepribadian dan kehidupan orang Kristen, sehingga orang lain dapat membedakan  ciri-ciri tersebut. Jadi sebagai orang Kristen, kita telah menunjukkan kekristenan kita. Tetapi pada kenyataannnya hal ini cukup membingungkan, karena masih ada orang Kristen yang tidak menunjukkan kasih sebagai jati dirinya. Sehingga akhirnya menjadi sorotan dan batu sadungan bagi orang lain.
          Seorang pedagang ikan hias yang menjual berbagai macam ikan, telah memisahkannya menurut jenisnya dalam sebuah akuarium. Pedagang itu paham betul ciri-ciri antara ikan jantan dan betina. Sehingga pada waktu kita membeli sepasang, maka secara otomatis dua ikan yang diambilnya oleh penjualnya jantan dan betina, walaupun sepintas akan terlihat sama. Ciri inilah yang selalu menyatu dengan dirinya dan tidak dapat disembunyikan.
          Segala sesuatu dalam kehidupan masyarakat memiliki ciri tersendiri dan cenderung tetap mempertahankan, bahkan ada yang lebih ekstrem; adat dan budayanya tidak mau dicampuri oleh adat lain. Kita dapat melihat bahwa setiap restoran besar memiliki ciri masing-masing, baik dalam bentuk ruangan, gambar logo, seragam karyawan sampai pada menu dan rasa makanannya. Dan yang sering kita  jumpai adalah  logat berbicara seseorang pun dapat menunjukkan ciri daerah asalnya. Kesimpulannya adalah; ciri-ciri seseorang pada hakikatnya telah menyatu betul dalam dirinya dan tak dapat dipisahkan sama sekali.
         
2.Gereja akan bertumbuh kalau jemaatnya  mempunyai ciri Kasih
Kasih yang merupakan ciri yang dimiliki oleh murid-murid Kristus, harus pula selalu menyatu dan tidak pernah terpisahkan. Kehidupan bergereja harus senantiasa menjadi kehidupan yang indah dan harmonis, karenaa setiap individu telah memiliki kasih yang membuat susanan menjadi damai dan saling memperhatikan satu sama lain. Gereja akan bertumbuh kalau jemaatnya membangun dengan ciri yang dimilikinya yaitu kasih. Dan kasih yang diwujudakan bukan kasih yang berpura-pura, yang dalam istilah umum kasih yang hanya manis di birbir saja.
          Kita tidak dapat melarikan diri dari kenyataan, bahwa kehidupan dalam kasih yang sesungguhnya, kadang-kadang tidak terwujud dalam diri jemaat Tuhan. Bahkan kasih itu sendiri telah berubah menjadi yang sebaliknya yaitu, menjadi  tidak sabar, tidak murah hati, menjadi sombong, memegahkan diri dan seterusnya. Pada pokok katanya kata-kata dalam Surat Rasul Paulus tadi telah berubah menjadi lawan katanya. Suasana gereja sudah tidak harmonis lagi, rasa iri hati dan dengki selalu menyelimuti hati jemaat. Hal itu menyebabkan jemaat tidak dapat bekerja sama lagi, sehingga akhirnya terjadi peprpecahan.
          Tuhan Yesus mengingatkan kita melalui  Injil Yohanes, kalau yang  diwujudkan oleh jemaat adalah sebaliknya, maka sebenarnya  mereka bukan murid-murid-Nya lagi. Karena kasih yang Yesus kehendaki akan menjadikan umat-Nya hidup dalam sejahtera. Oleh karena itu, jemaat perlu membina dirinya melalui firman Tuhan, baik dalam persekutuan maupun pemahaman Alkitab, dan dapat mewujudkan kasih yang dikehendaki Tuhan, tampak dalam setiap pribadi jemaat.
          Hampir dalam setiap kegiatan baik itu di gereja atau di kantor, memerlukan evaluasi, untuk melihat sejauh mana kegiatan itu telah berjalan dan sampai di mana prestasi yang telah dicapai. Kasih yang merupakan ciri orang Kristen dan harus tetap dimiliki, perlu dievaluasi. Dengan demikian dapat dirasakan sejauhmana kasih itu telah menyatu dalam kehidupnanya.Masyarakat yang semakin maju dan dinamis, yang semakin sibuk dengan kepentingannya sendiri, sering lupa akan keberadaan orang lain dan muncullah rasa ego dalam dirinya. Kasih yang sesungguhnya dapat berubah menjadi wujud yang lain. Sehingga jemaat berjalan semakin menjauh dari Tuhan. Dan predikat sebagai murid-murid Yesus sudah tidak pantas untuk disandangnya.
          Jati diri yang merupakan ciri yang menyatu dalam diri murid-murid Kristus, harus mencerminkan kasih yang sesungguhnya terhadap sesama manusia. Mawas diri adalah suatu cara untuk melihat pribadi masing-masing dengan pertanyaan yaitu, masihkah jati diri seorang Kristen melekat pada kita? Sekalipun kita mempunyai banyak penderitaan ?


3.Jati diri iman Kristen di tengah penderitaan
          Sebagai warga Negara Republik Indonesia, kita  berhak marah, kita berhak menyesalkan, kita berhak menuntut, sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang merusak gereja. Selama beberapa  tahun terakhir ini, ratusan gedung gereja dirusak, dihancurkan atau dibakar. Kita berhak marah. Boleh tidak terima. Sebagai warga Negara kita berhak memperoleh perlindungan. Itu sebagai warga Negara Indonesia. Tetapi  sebagai warga Kerajaan Allah yang mempunyai jati diri dengan ciri kasih, kita tidak boleh heran atau terkejut. Itu bagian  dari harga  yang harus kita bayar dalam proses pendidikan integritas. Integritas  iman Kristen di tengah-tengah penderitaan, tetap tegar dalam penderitaan, tahan uji. Terus berserah, tetapi tak pernah menyerah.
Di dalam Alkitab, menjadi pengikut Kristus itu digambarkan dengan bermacam-macam kiasan. Namun, semuanya menunjuk  pada satu kenyataan: menjadi orang Kristen itu tidak selalu enak, tidak Cuma enak. Kiasan pertama: orang Kristen digambarkan sebagai atlit, atlit pelari marathon yang sedang berlomba dan berkutat menuju garis finish.”marilah kita,” begitu menurut Ibrani 12:1”Kita berlomba  dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita”
Kiasan kedua:Orang Kristen digambarkan sebagai petani Di dalam 2 Timoteus 2:6 mengatakan”Seorang petani yang bekerja keras ..” Ada enaknya, tetapi mesti kerja keras dulu.
Kiasan ketiga: orang Kristen digambarkan sebagai perajurit.Bagaimana kita bisa membuktikan  diri bahwa kita adalah perajurit yang baik? Di restoran! Di tempat yang tidak ada pertempuran? Di medan pertempuran. Di dalam 2 Timoteus 2:3-4 selanjutnya mengatakan,”Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus”
          Jadi mempertahankan jati diri iman Kristen memerlukan pejuang, bukan  pecundang!


Pdt.Dr.Luhut P. Hutajulu MTh


Tidak ada komentar:

Posting Komentar