Senin, 10 Desember 2012

Kata Tuhan Satu Tahun Saja

Pacar? Hemm, bahkan sampai usiaku yang ke 16 saja, aku belum pernah merasakan yang namanya pacaran. Suka sama cowok sih iyaa, tapi kalau untuk pacaran, belum tuh. Yaa, mungkin karena prinsip ku yang sekali jadi untuk seumur hidup. Karena buat aku, pacaran itu bukan untuk maen2, tapi untuk kita ke depannya.
Okee, singkat cerita, aku sudah mau memasuki usia yang ke 17 dan 3 hari sebelum itu, aku kenalan sama seorang cowok dari Facebook dan aku gak tau kalau di Facebook aku ada no hp aku karena Facebook itu buatan temen aku dan lagipula waktu itu aku masih gaptek sama yang namanya Facebook. Akhirnya pas datang hari ulang tahunku, dialah orang pertama yang ngucapin ke aku tepat jam 12 malam lewat sedikit.
Setelah kejadian itu, kita mulai ada pendekatan, dia suka jemput aku waktu aku pulang sekolah atau saat aku ada kegiatan2 lain. Dia juga sudah aku perkenalkan ke orangtua aku dan orangtua ku sangat welcome sama dia. Singkatnya, kami pun akhirnya jadian di bulan Desember 2008.
Perjalanan kisah cinta kita 3 bulan pertama sangat baik dan hebatnya, kami tidak ada pertengkaran selama 3 bulan berjalan. Aku pun sudah mulai ada keyakinan kalau mungkin ini emank jodoh ku walaupun keyakinan ku saat itu hanya 10%.
Masuk bulan ke 4, 5, 6 kita mulai ada pertengkaran-pertengkaran kecil bahkan kita pernah sempat putus cuma kita balik lagi. Lalu masuk bulan 7, 8, 9 wahh, di situ hubungan kami seperti kena badai. Aku mulai merasa tidak nyaman dan aku juga lihat ada sikapnya dia yang “aneh” yang selama ini dia tutupi dengan tampangnya yang yaa lumayan cakep dan polos gitu.
Siapa sangka, dibalik tampangnya itu, ternyata dia adalah seorang cowok yang hypersex. Aku pun baru tahu setelah hubungan kami berumur 9 bulan. Dia mulai mengajak aku untuk melakukan hal2 yang seharusnya belom pantas untuk dilakukan, tapi aku menolak, namun dia memaksa.
Sampai akhirnya, masuk bulan 10 dan 11, hubungan kami sudah rusak parah walaupun status kami masih pacaran, tapi semua sudah hancur. Aku cuma bisa tanya sama Tuhan, aku nangis, aku bingung. Dan sakitnya aku adalah ketika aku mengetahui dia punya cewek lain di belakang aku. Terus aku mau dikemanain?
Masuk bulan ke 12, bulan Desember, bulan dimana kami jadian dan kami akhiri juga di bulan yang sama. Yapp, kita pun akhirnya putus. Sakit banged dehh waktu putus, karena dia itu udaa “ngerusak” aku. Masa mau main tinggalin aku begitu aja? Aku punya hati. Tapi, mau gimana lagi? Kami sudah bubar. Saat itu aku cuma bisa nangis, aku cuma bisa teriak sama Tuhan, tapi Tuhan berhasil menenangkan aku. Tuhan membisikkan dengan lembut kepada ku, “udaa yaa waktu kamu sama dia cukup 1 tahun aja, kalau hubungan kalian lebih dari 1 tahun, kamu sebagau cewek sudah akan benar2 rusak”.
Ketika aku mendengar Tuhan berkata seperti itu, aku diam, aku nangis, tapi perlahan-lahan sakit hatiku mulai hilang. Aku mulai bisa tersenyum lagi. Dan aku juga mengucap syukur sama Tuhan buat kasih-Nya pada ku, buat rangkulan-Nya, buat
perlindungan-Nya yang benar2 aku rasakan.
Satu hal, aku sangat bersyukur hubungan kami bubar, kalau tidak, mungkin aku sudah berumah tangga sekarang. Memang aku tidak bersetubuh sama dia, tapi tetap saja aku tidak bisa menjaga kekudusanku. Tapi saat itu, aku mengerti maksud Tuhan. Tangan Tuhan tetap menjagai aku bahkan sampai detik ini.
Terima kasih Tuhan untuk waktu “1 tahun” yang sudah Tuhan berikan, karena dari situ aku belajar yang namanya “pacaran”. Tapi aku juga tahu, dalam Tuhan itu pacaran harus yang sehat dan aku juga dapat sesuatu, seperti ini, “Cowok yang baik & yang benar2 sayang kita adalah cowok yang menjaga kekudusan kita bukan cowok yang merusak/meminta jatahnya sekarang”.
Inilah sebagian kisah hidup saya dimana Tuhan melawat saya dan memulihkan
hidup saya. Bahkan sekarang Tuhan memanggil saya untuk menjadi pelayana-Nya :)
Kesaksian dikisahkan oleh : Stella
ingin sekali ku lari dari kenyataan yang pahit ini
karna kenyataan ini sungguh membuatku tak berdaya sama sekali..
ingin rasanya ku hilang ingatan untuk melupakan sejenak apa yang telah terjadi di hidupku.tapi bila ku pikir kembali apa gunanya aku hilang ingatan yang ada jika aku hilang ingatan akan sangat menyakitkan untuk ku karna akan terulang kembali semua rasa sakit yang pernah ku alami bahkan rasa sakit itu akan bertambah menyakitkan untuk ku dan aku tambah tidak sanggup lagi bila ku harus alami semua itu lagi..
andai bila ku bisa lari dri kenyataan ini ku ingin lari dan tak tak akan kembali lagi ke dalam kenyataan ini yang sangatlah PAHIT